Dikelabui Emosi
Hari ini saya mendapat sebuah pelajaran, diingatkan Tuhan. Bahwa saya dikelabui emosi. Bagaimana emosi mampu mengendalikan 100 persen diri kita. Tanpa sisa. Parahnya, hingga mendoktrin kawan saya yang kemudian bahu-membahu menghakimi seseorang tanpa belas kasih.
Hingga di suatu ketika dia seakan membayar lunas apa yang telah ditimpakan pada dirinya. Saya terperangah dan mencoba memasang wajah tak bersalah. Wajah saya seakan tertampar keras!
Dari situ, saya memahami... Menimpakan keburukan pada diri seseorang bukanlah hal yang keren dan patut dibanggakan. Siapa pula yang mau mengapresiasi hal demikian? Nothing!
Perihal emosi, sebetulnya bukan sepenuhnya tentang hal negatif. Emosi memiliki dua sisi berbeda seperti sekeping uang koin. Positif dan negatif adalah kedua sisi tersebut. Emosi positif bagi saya adalah emosi yang mampu mendorong kita untuk melakukan hal-hal baik sampai pada tingkat produktif. Seperti slogan dari blog ini, SEBUAH PEMBERDAYAAN EMOSI. Kami mencoba memberdayakan emosi menjadi hal-hal yang baik lagi produktif. Sekalipun mulanya berasal dari emosi yang negatif. Emosi memang bagian dari kepribadian. Tapi bukan berarti emosi adalah segalanya. Gunakan hati untuk menjadi penyeimbang agar tak ada kecondongan perilaku.
Jangan sampai terkelabui!
Barangkali tulisan ini singkat. Tapi mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita semua. Mohon maaf jika terkesan menggurui.
😍betul bangett
BalasHapus...