Postingan

Sarcasm

Kalimat yang tajamnya melebihi pedang Menjurus yang tak hanya menembus leher Menyobek hipokondria tanpa mengeluarkan darah "Mengapa kau harus menunggu Untuk merawat Untuk mendoakan Untuk bertemu Untuk berkabar Untuk mengasihi Untuk mengobati Untuk memberi bunga Untuk bergabung Mengapa kau harus menunggu Aku Mati!"                                              Agustus, Mojokerto 

Apa itu merdeka? 2

  "Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa" Terngiang pembukaan peraturan yang dibuat dengan Rima padat Namun sejurus hilang sakral maklumat Akibat ulah rakus kelompok sejawat Pencucian uang besar-besaran dilakukan besan Seolah dianggap wajar dan menjadi delik aduan Semua terukur, terstruktur secara strata  Bebas bersyarat dengan pembagian rata Jangan sertakan logika dalam alasan kuasa Banyak hal memang diluar nalar sekolah dasar Instansi perawat moral yang mengajari mencuri Dengan mencuci akibat sedikit dari gaji Branding mutakhir ibu kota Dengan target market penduduknya Cerminan yang sedikit menggeleng kepala Adakah negara berbisnis pada rakyatnya? Penjajah yang menjelajah kasat mata Dikalahkan oleh sekelompok ahli sinyal tanpa tanda Tak ada lagi yang sadar akan bahaya Sebab kita tak mengenal ancamannya Terkesan sangat tidak sederhana Begitu rumitnya mengurus negara Apalagi menguras sekuat sumber dayanya Dengan akal 4.0 mustahil mengatasinya Hirap rasa c...

Apa itu merdeka?

 Banyak orang bilang merdeka Padahal aku sendiri tak tahu maknanya Yang ku tahu seorang anak kecil merintih menahan lapar Karena nasinya di ambil kucing liar Hampir setiap orang berteriak merdeka Aku sendiri garuk garuk melihatnya Terherankan oleh ibu yang menangis meronta Karena rumahnya digusur oleh petugas negara secara paksa Seluruh negeri tahu sekarang hari merdekanya Padahal aku sendiri masih bingung melihatnya Seorang gadis menangis histeris Karena tahu dirinya tak lagi gadis Apa arti merdeka Entahlah aku tak tahu juga Akan kutanyakan pada anjing tuan rudi Yang setiap harinya tak pernah mati.                                        Kediri, Agustus 2018

Kabutnya si Badut

Akulah tuan rumah segala malam. Malam yang dingin, sepi, hening, basah, kaku, atau kacau. Dasar malam-malam yang tak pernah berlaku indah! Oh, Lalu sebagai tuan rumah malam yang penuh gelora. Gelora yang selalu kau simpan di sebelah tangan. Hati mana yang tak penasaran? Sial sekali, tangan kita mungkin tak akan pernah saling mengasihi. Di selangkang langit dan bebintang yang berselingkit. Masih terperangkap oleh cinta yang runtuh dan menghantam kesendirian. Kau taruh sebelah tanganmu dalam saku, dalam sekali. Sembari menggenggam gelora yang tak pernah terlihat mata. Lengkung bibirmu, lesung pipimu, perlahan mulai pudar. Semakin malam. padam. Keheningan langit yang luas. Membangkitkan isak, teriak, dan parau dari rongga kesedihan. Lalu, Kau pukuli dadamu yang rapuh itu. Tega sekali tangan dan jemarimu begitu. Runtuhlah seluruh kenangan yang kau simpan di dalamnya. Suara runtuhnya bahkan membuat merinding sepi. Sepi ciut nyali. Apakah ria telah kehabisan waktu? Atau malah terlalu b...

Romeo Terakhir

Seperti Romeo Julia yang lain, kita menjadi kisah roman tragis tak berujung. Menjadi opera nyata ribuan mata. Pengabaian besar dan perjuangan melawan penolakan mutlak. Kau juga tahu, kekuatanku sebatas bersamamu, mengontrol jiwa dan pikiranku. Jika angin telah berubah arah, dan Ia menujumu. Percayalah! Angin membawa seluruh cita sepanjang jalan.  Menyeka segala kekhawatiran. Aku tak pernah mengira dunia menciptakan dirimu dibanyak cerita lawas utamanya. Suatu ketidakadilan bagi seluruh jiwaku yang memuja dirimu harus mengakui Romeo-Romeo sebelumnya. Seperti memakan semua biji sekantong penuh. Tentu lidah dan kedua bibirku menolak kenikmatan selain dirimu seorang. Cium aku, cumbui aku! Menyatulah bersama peluh yang menghujani asa kita Hingga sampai pada waktu kita tidak bisa menyatu. Mengukur seberapa luas samudra dan laut biru. Membaca lagi cerita-cerita lama hingga melihat dan berdebat sebetapa indah merak daripada burung onta Atau memperkirakan takdir kita, cita atau duka.

Cinta

Adalah anatomi nan berparas Adalah setiap desas-desus nafas Adalah segala pikiran tanpa bias Adalah menyeluruh dengan ikhlas Seperti daun yang bergoyang dan tunduk Seperti singa yang memburu rusa Seperti anjing dengan lidahnya Seperti babi yang menggeliat di lumpurnya Adalah  Kesadaran dengan kewaspadaan Kesadaran atas kekosongan Kesadaran pada keramaian Kesadaran tanpa rumusan Ialah Berasal dari gumpalan Sebab gelombang yang bertabrakan Berupa silika cahaya Kosmos mereka biasa menyebutnya

Kesepian Bersama

Kita adalah kesepian bersama Mengitari tata surya yang sunyi, berdua Tak ada bintang-bintang, bulan, matahari, bahkan cinta kita. Demi seluruh apa kau berani menyerahkan diri kepada ketiadaan rasa?  Bukan sekedar miris, kekasih. Ini terlampau tragis. Sialnya, kita telah menyatu menjadi kenangan. Juga, kita terlalu larut sampai kalut. Sudah pasti, tak akan ada yang bisa menyelamatkan kecuali kita sendiri. Lalu, jika waktunya telah tiba, kita akan turun bersama. Entah sebagai hujan yang menghapus seluruh kesedihan kita, atau sebagai pelangi yang menghiasi harapan-harapan kita.