Postingan

Cinta

Adalah anatomi nan berparas Adalah setiap desas-desus nafas Adalah segala pikiran tanpa bias Adalah menyeluruh dengan ikhlas Seperti daun yang bergoyang dan tunduk Seperti singa yang memburu rusa Seperti anjing dengan lidahnya Seperti babi yang menggeliat di lumpurnya Adalah  Kesadaran dengan kewaspadaan Kesadaran atas kekosongan Kesadaran pada keramaian Kesadaran tanpa rumusan Ialah Berasal dari gumpalan Sebab gelombang yang bertabrakan Berupa silika cahaya Kosmos mereka biasa menyebutnya

Kesepian Bersama

Kita adalah kesepian bersama Mengitari tata surya yang sunyi, berdua Tak ada bintang-bintang, bulan, matahari, bahkan cinta kita. Demi seluruh apa kau berani menyerahkan diri kepada ketiadaan rasa?  Bukan sekedar miris, kekasih. Ini terlampau tragis. Sialnya, kita telah menyatu menjadi kenangan. Juga, kita terlalu larut sampai kalut. Sudah pasti, tak akan ada yang bisa menyelamatkan kecuali kita sendiri. Lalu, jika waktunya telah tiba, kita akan turun bersama. Entah sebagai hujan yang menghapus seluruh kesedihan kita, atau sebagai pelangi yang menghiasi harapan-harapan kita.

Rusuk-Rusuk Rusak

Berapa kali; Awan menyisir seluruh kesedihan yang kau terbangkan ke langit? Kenyataan bahwa ia tak pernah letih adalah pukulan telak terhadap harapan yang kau gaungkan kepada Penghuni langit. Seberapa dalam jua luka telah menganga, menjadi ngarai bagi rusuk-rusuk rusak. Adalah kabut; seluruh isak tangis telah menguap. Mengubur rusuk-rusuk rusak dari buruan koloni burung bangkai. Bahkan kabut tak rela, rusuk-rusuk akan lebih rusak lagi dan kecewa lagi. Rapuh; Lalu suatu waktu, jikalau kabut dengan terpaksa meninggalkan dan tak sanggup lagi membantu. Apakah rusuk-rusuk rusak itu menjadi buruan, atau malah menjadi debu dan memandikan seluruh permukaan luka menjadi padang pasir debu?

Sabana (Kedua)

Aku menghampiri Sing a  Mencoba berkompromi  Seandainya taring diganti saja  Dengan sinyal gelombang frekuensi Juga aku menyapa Surya  Mengapa sinarnya tak merasuk  Biasanya menyebar luas bukankah Ternyata sensor gamaku payah  Aku mengambil jeda antara singa dan Surya  Hampir ku teguk sebotol zam-zam Spontan teringat mereka  Bingung dengan opsi buatanku sendiri  Jika ku berikan pada singa  Perburuannya semakin seru  Tapi cara menghilangkan dahaga Surya  Bagaimana bisa?

Sabana (Kesatu)

Bukan gersang  Hanya tandus Tak terhalang  Mampus Congkak Surya  Dengan gagahnya  Mencela singa  Mengaum dahaga  Diantara singa dan Surya  Lamunan perjaka  Lebih utama  Kata tamtama  Sebab ketika murka  Ia lebih perkasa  Dari ribuan singa Bahkan surya

Gradasi Tirani

Aliran darah membeku  Stomata kebutuhan menutup Diapit oleh faktitus sederhana Visus junta buta sejak lama Dentang Genta krisis begitu miris Terdengar nyaring pada koklea Kolesteatoma didera tuna wacana Sebab kurikulum untuk kerja nyata Tak ada Siwa, Wisnu bahkan Brahma Yesus menangis karena kasihnya nyata Buddha sudah lama meninggalkan dunia Keriput wajah masih ingin meraja                                                           Blitar

Sekarat

  Dalam puncak kesekaratan Bintang-bintang berserakan di kepala Ombak laut menerjang gigi geraham Bibir pecah dihantam botol keras-keras Merah-merah mengalir pelan Entah itu sari anggur atau darah penghabisan Arrghh! Susah amat ingin mati Kenapa tak semudah korupsi Tinggal ambil ini dan itu Selesai sudah, Asu Izrail! Cabut aku dari kehidupan yang neraka ini Aku muak melihat istri dan juga televisi Keduanya merengek minta dipercaya Padahal aku tahu semua itu adalah dusta Meski dari omongan tetangga Izrail dengan nada sedikit mengejek bertanya Ingin pergi dari neraka kelas ekonomi untuk ke neraka kelas VIP? Tentu dengan senang hati Tunggu, Izrail Aku tarik semua doa-doaku Sampaikan juga kepada Tuhan Bahwa aku tidak jadi merengek minta dimatikan, karena Aku kira kematian sesurga demikian Sampanahan, 1 November '21